Rabu, 24 Mei 2017

Kesempurnaan tauhid seorang Muslim

Seorang Muslim hendaklah beriman kpd Allah . bahwa dialah Allah yang maha mencipta seluruh makhluk-nya.
beriman kpd Allah ,bahwa dialah Allah maha memberi rejeki..
beriman kpd Allah bahwa dialah Allah yang maha mengatur makhluknya baik yang dilangit maupun yang di bumi.....
beriman kpd Allah ,bahwa dialah Allah yang maha menghidupkan dan mematikan serta menghidupkan kembali kelak pada hari Kebangkitan.....

akan tetapi seorang muslim belumlah dikatakan sempurna Tauhidnya  jika meng-imani sebatas perbuatan Allah SWT saja.
sebagaimana Allah swt sendiri yang  menceritakan keadaan orang-orang jahiliyyah dan orang-orang musyrikin terdahulu...
sebagaimana Allah SWT sendiri yang Menjelaskan dalam ayatnya yang mulia :

و لئن سألتهم من خلقهم ليقولنّ الله، فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?,، ( qs.43. Az-Zuhruf:87)

jika kamu bertanya kpd Mereka orang-orang musyrikin siapa yang menciptakan semua makhluk , siapa yang maha memberi rejeki , siapa maha mengatur , siapa yang menghidupkan dan yang mematikan , maka Mereka orang-orang musyrikin jahiliyyah Sepakat mengatakan , Sungguh yang melakukan itu semua adalah Allah .

Meskipun mereka meng-imani perbuatan Allah swt ,Mereka tetap mengingkari Penyembahan kpd Allah swt , mereka kaum musyrikin mengingkari peribadatan kpd Allah swt .
Sebagaimana Mereka ketika kaum musyrikin ditimpa musibah , mereka lebih suka meminta bantuan kpd para dukun , ketika mereka diuji oleh Allah mereka lebih suka mendatangi kuburan-kuburan​ yang dianggapnya​ mampu menyampaikan hajat-hajatnya , mereka lebih suka mendatangi pohon-pohon Keramat yang diyakini mempunyai kekuatan2 lain selain Allah swt sehingga dianggap mampu mengabulkan  Permintaannya .

selanjutnya adalah kita meng-imani bahwasanya Allah swt memiliki Nama2 yang indah serta Sifat yang sempurna yang mensifati diri Allah itu sendiri , yang mensifati zat Allah itu sendiri .
Allahu​ Akbar , Allah maha besar bahwa sifat Allah adalah Besar . karena Allah benar2 besar .
Allah maha melihat ,sifat Allah benar2 melihat seluruh makhluknya . akan tetapi jangan pernah manyamakan Allah dengan makhluk-nya , jangan pernah menyamakan wujud Allah dengan makhluk-nya karena Allah tidak sama dan tidak ada yang menyamainya.
Allah berfirman :

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.
( qs.42.asy syuraa : 11 )

Saudaraku-saudariku semoga dirahmati Allah.
Syarat diterimanya ibadah.
Ibadah tidaklah menjadi benar kecuali dengan 2 syarat.
1. Al mutaba'ah yaitu Menjadikan Al-Quran dan Sunnah Nabi shalallahu alaihi sebagai Sumber hukum dan keduanya merupakan sumber akidah atas Seorang Muslim .
maka janganlah menjadikan ibadah itu hanya sebatas ikut2an , dengan menganggap baik seseorang. hanya menganggap baik ini dari bapakku , ini ajaran nenek moyang. tetapi jadikanlah Al-Quran dan Sunnah Nabi shalallahu alaihi wasallam sebagai sumber hukum dalam beribadah.
2. Beribadah itu dengan ikhlash yaitu beribadah ikhlash kepada Allah swt atas semua amalan perbuatan yang baik disisi Allah , dengan meninggalkan riya' dan meninggalkan kemunafikan .
Maka demikian ini dua syarat yang harus dipenuhi atas seorang muslim untuk mendekatkan diri seorang Hamba kepada Tuhannya , untuk mendekatkan diri seorang Hamba kepada Penciptanya . Allahu a'lam....

من دل على خير فله مثل اجر فاعله

( gus aril )

Sabtu, 07 Januari 2017

Perintah Meluruskan shaf sholat


بسم الله ، الحمد لله وحده ، والصلاة والسلام على رسول الله من لا نبي بعده.....

Segala puji hanya milik Allah semata , sholawat serta salam semoga tercurah atas Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam yang tidak ada Nabi lagi setelahnya .

Sering kita sholat berjamaah di Masjid atau di Mushala ,kemudian seorang imam Rawatib memerintahkan kita atau jamaahnya untuk meluruskan dan merapatkan barisannya .
ketahuilah saudaraku seiman seakidah . bahwa perintah imam sholat tersebut bukanlah akal-akalan atau keinginan dari seorang imam sholat melainkan adalah perintah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam .
Kelihatannya hanya sepele dan banyak dianggap sepele oleh kebanyakan orang.
tapi itulah bentuk ketaatan seorang yang beriman kepada Allah subhanahu wata'ala dan cinta kepada Nabinya.

Dan diantara Sunnah yang diremehkan dan ditinggalkan adalah : Meluruskan dan merapatkan Shaf / barisan sholat.

padahal Beliau Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang memerintahkan dan langsung. beliau mengerjakan sendiri .
Dan beliau memerintahkan kepada Jamaah yang waktu itu adalah orang-orang Sholih yakni Para sahabat Nabi shalallahu alaihi wasallam.
Beliau Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : dari sahabat Annas rodhiyallahu anhu .


عَنْ أَنَسِ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي ، وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ

Anas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Luruskanlah shaf-shaf kalian karena sesungguhnya aku melihat kalian dari belakang punggungku.” Anas (perawi hadits) mengatakan, “Lalu setiap orang dari kami menempelkan bahunya kepada bahu temannya (yang disampingnya) dan kakinya dengan kaki temannya.” (HR. Bukhari).

Hadits Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tersebut memerintahkan agar jammau sholat untuk meluruskan shaf sholatnya, dan Pelajaran buat kita kaum Muslimin bahwa ada sebuah Mukjizat bagi Rasulullah beliau bisa melihat dari balik punggung beliau.
Kemudian Rasulullah memerintahkan agar yang dibelakang imam sholat berjamaah adalah orang-orang yang pandai atau menguasai ilmu agamanya baik Bacaan Al-Quran serta menguasai Rukun-rukun sholat .
selanjutnya adalah menempelkan bahu-bahu saudaranya serta kaki dengan kaki disebelahnya.dan dikuatkan lagi hadits yang lain.

عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَأَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَجْهِهِ ، فَقَالَ : أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ وَتَرَاصُّوا فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu ia berkata. “Telah dikumandangkan iqomat untuk sholat, Rasulullah menghadap kepada kami, lalu bersabda: “Luruskan dan rapatkan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian dari balik punggungku.” (HR. Bukhari).

Tidak hanya sampai disitu , Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga memerintahkan untuk menutup celah-celah yang dapat disusupi oleh syaitan yang akan mengganggu kekhusyukan kita melaksanakan sholat berjamaah .beliau bersabda :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أن رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ ، وَلَا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ ، وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ. رواه أبو داود والبيهقى

Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Luruskan shaf, ratakan bahu-bahu kalian, tutuplah celah-celah (dalam shaf) dan lemah lembutlah terhadap tangan saudara kalian dan janganlah kalian tinggalkan sedikitpun celah untuk setan. barang siapa yang menyambung shaf maka Allah akan menyambung baginya, dan barang siapa yang memutuskan shaf maka Allah akan memutuskannya.” (HR. Abu Daud )

Perintah untuk meluruskan shaf juga disebutkan dalam hadits Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ

“Luruskanlah shaf karena lurusnya shaf merupakan bagian dari kesempurnaan shalat.” (HR. Bukhari no. 723 dan Muslim no. 433).
Dalam riwayat Bukhari dengan lafazh,

سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ

“Luruskanlah shaf karena lurusnya shaf merupakan bagian dari ditegakkannya shalat.”

Allahu ta'ala a'lam..
-------------------------------

Silahkan disebarkan sehingga bermanfaat bagi saudara kita yang lain

مَنْ دَلَّ علي خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِه

" Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan.  Maka baginya mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukan "
( Hr.Muslim : 3509 ).
-------------------------------








Senin, 02 Januari 2017

Orang yang bangkrut

بسم الله، الحمد لله ، والصلاة والسلام على رسول الله من لا نبي بعده

Segala puji hanya milik Allah semata , Sholawat serta salam semoga tercurah atas Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang tidak ada Nabi lagi setelahnya .

Betapa ringan lisan yang punya kebiasaan menggunjing , mencari- cari kesalahan orang lain .
memaki , mencela , menuduh , yaah...masih banyak lagi yang semisal .
Dan terkadang tanpa disadari nyrocos saja gak berhenti.
bagaimana perilaku buruk semacam ini harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه , dari Nabi ﷺ Beliau bertanya, ”Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?”

 Mereka (para sahabat) menjawab, ”Orang yang bangkrut diantara kami adalah orang tidak mempunyai dirham (uang) dan harta.”

 Rasulullah ﷺ menerangkan, ”Sesungguhnya Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakatnya, namun dia dahulu sewaktu di dunia telah mencela si ini, menuduh berzina si itu, memakan harta si ini, menumpahkan darah si itu, dan telah memukul orang lain (dengan tidak hak), maka diberikan kepada mereka pahala kebaikan dari orang ini.
maka apabila kebaikannya sudah habis sebelum dia melunasi segala dosanya (kepada orang lain), maka kesalahan orang yang dizalimi di dunia itu dibebankan kepadanya,
sampai kemudian ia dilemparkan ke api neraka.”
Hr.Muslim (2581), At-Tirmidzi (2418)

apa sih ghibah itu..?

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ  رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِصلى الله عليه و سلم  قَالَ :

أَتَدْرُوْنَ مَا الْغِيْبَةُ ؟ قَالُوْا : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ

أَعْلَمُ، قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ،

 فَقِيْلَ : أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخِيْ مَا أَقُوْلُ ؟
 قَالَ : إِنْ كَانَ فِيْهِ مِا تَقُوْلُ فَقَدِ اْغْتَبْتَهُ,

وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مِا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Dari Abu Huroiroh radliyallahu ‘anhu bahwsanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tahukah kalian apakah ghibah itu? Sahabat menjawab : Allah dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu”, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya : Bagaimanakah pendapatmu jika itu memang benar ada padanya ? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Kalau memang sebenarnya begitu berarti engkau telah mengghibahinya, tetapi jika apa yang kau sebutkan tidak benar maka berarti engkau telah berdusta atasnya”.

Jangankan menzalimi orang. Sekedar ghibah/membicarakan aib/keburukan orang saja meski benar, dosanya seperti memakan mayat saudaranya sendiri: Allah ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ

الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ

أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ

وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Hujuraat 12]
--------------------------------
Silahkan disebarkan sehingga bermanfaat bagi saudara kita yang lain

مَنْ دَلَّ علي خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِه

" Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan.  Maka baginya mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukan " ( Hr.Muslim : 3509 ).
----------------------------------

Namimah yaitu Gosip , mengadu domba

بسم الله، الحمد لله ، والصلاة والسلام على رسول الله من لا نبي بعده
Segala puji hanya milik Allah semata , sholawat serta salam semoga tercurah atas Rasulullah shalallahu alahi wasallam yang tidak ada Nabi lagi setelahnya.

Namimah yang dimaksud disini adalah Membuat gosip, menyebarkan berita bohong, menyebarkan fitnah, serta melakukan penistaan.
Sesungguhnya setan itu memiliki banyak teman ,setan memiliki banyak penolong untuk menyebarkan Kesesatannya , menyebarkan permusuhan  , kedengkian antar manusia hingga sampai kepada mengucurkan darah.
Maka berhati-hatilah manusia, khususnya kepada para wanita  hendaklah selalu menjaga kehormatan dirinya dan keluarganya ,jaga lisannya untuk selalu berkata baik.
Jauhilah semua perkara yang dapat mendatangkan bencana sehingga dibenci oleh Allah ,dan kita telah diingatkan oleh Nabi kita Muhammad sholallahu alayhi wasalam.

Dikisahkan dari abu Hurairah bahwa ia berkata,Rasulullah bersabda : " Sesungguhnya orang yang paling aku cintai diantara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya, yang lemah lembut perangainya dan yang berlaku ramah. Sedangkan orang yang paling aku benci diantara kalian adalah orang yang berjalan kesana kemari untuk mengadu domba, yang memecah belah orang yang yang bersaudara, dan yang mencari cari aib orang lain agar manusia menjauhinya." ( Thabrani dalam Ash Shoghir dan al Ausath ).

Saudaraku-saudariku semoga dirahmati Allah
Berapa banyak rumah tangga rusak , suami dan isteri berpisah, cinta kasih berantakan , hubungan kekerabatan terputus, kehormatan ternodai akibat perbuatan adu domba . Allah ta'ala berfirman :

وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ

هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ

Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah . ( al Qolam : 10-11 ).

wahai para wanita yang semoga dirahmati Allah, kalau ada seorang wanita yang tidak mau banyak keluar dari rumahnya, itu bukan karena sombong kuper atau tidak mau silaturrohim , akan tetapi bisa jadi dirinya takut mendengar , melihat sekumpulan orang yang melakukan perbuatan namimah. Kenapa , karena akibat dosa perbuatan namimah itu tidak sebanding dengan akibatnya kelak. Rasulullah bersabda :

لاَ يَدخُلُ الجَنَّةَ نَمَّامٌ.
 " Tidak akan masuk syorga orang yang banyak mengadu domba ".
( shohih Muslim:105 ).

dalam hadits lain Beliau bersabda :

لاَ يَدخُلُ الجَنَّةَ قَتَّاتٌ
 " Tidak akan masuk syorga orang yang banyak memfitnah " ( shohih Bukhori:6056).

Demikian saudaraku ,kita memohon kepada Allah swt semoga kita semua dijauhkan dari semua perbuatan Namimah. Allahu 'alam...

Silahkan disebarkan sehingga bermanfaat bagi saudara kita yang lain

مَنْ دَلَّ علي خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِه

" Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan.  Maka baginya mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukan " ( Hr.Muslim : 3509 ).
------------------------------------

Minggu, 01 Januari 2017

Penyesalan penduduk neraka

بسم الله ، الحمد لله وحده ، والصلاة والسلام على رسول الله    من لا نبي بعده
 Segala puji hanya milik Allah semata , sholawat serta salam semoga tercurah atas Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam yang tidak ada Nabi lagi setelahnya .
Bagaimana mungkin seseorang tidak mempertanggung jawabkan atas segala bentuk perbuatannya selama ada di dunia.
apapun yang dilakukan seseorang di Dunia, pastilah Allah SWT akan meminta pertanggung jawaban.
Setelah Malaikat Maut mencabut Ruh dari Badan seseorang.
maka setelahnya orang tersebut memetik Hasil dari ujian yang selama di dunia dikerjakannya.

Bagi mereka orang-orang Beriman yang takut kepada Allah SWT dan melaksanakan segala bentuk perintahnya , tentu sedikit dan mudah pertanyaannya yang dilakukannya .
Sedangkan bagi mereka yang lalai dari mengingat Allah SWT , sungguh .., penyesalan yang akan diterimanya kelak di Yaumil akhir.
sebagaimana penyesalan yang mereka katakan.
Andaikan kami taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا

“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata, ‘Alangkah baiknya andaikan kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.” (QS. Al-Ahzab: 66).
Bahkan Hartanya pun tidak bermanfaat sedikitpun.

مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيهْ

“Hartaku tidak memberi manfaat kepadaku sama sekali.” (QS. Al-Haqqah: 28)
Apa yang mereka katakan kemudian Andaikan dahulu aku mengerjakan amal shalih.

يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي

“Dia mengatakan, ‘Alangkah baiknya andaikan aku dahulu mengerjakan (amal shalih) untuk hidupku ini.’” (QS. Al-Fajr: 24)

Kematian bukanlah akhir segalanya. Bahkan, kematian adalah awal hidup abadi yang sebenarnya, di negeri akhirat. Surga atau neraka, itulah tempat tinggal terakhir bagi setiap manusia.

Tingkah laku di dunia harus kita pertanggung-jawabkan, ketika telah tiba masa hisab. Perbuatan baik, perbuatan buruk, semuanya.

Dalam Islam, keyakinan terhadap hari akhir merupakan salah satu rukun iman. Berbekal iman tersebut, seorang muslim dituntut untuk berpacu agar memanfaatkan hidup.

Hidup di dunia ini ibarat masa menanam, dan hidup di akhirat adalah masa menuai. Kalau tidak maksimal menanam kebaikan, bagaimana mungkin bisa menuai kebahagiaan?

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُون

“Apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian dengan sia-sia dan kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minun: 115)
Allahu a'lam...
--------------

Silahkan disebarkan sehingga bermanfaat bagi saudara kita yang lain

مَنْ دَلَّ علي خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِه

" Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan.  Maka baginya mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukan "
( Hr.Muslim : 3509 ).
-------------------------------

Kematian pasti datang

بسم الله ، الحمد لله وحده ، والصلاة والسلام على رسول الله من لا نبي بعده

Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari mengingat kematian. diantaranya adalah membersihkan hati yang keras , tumbuhnya kesadaran untuk kembali ke akhirat , menghidupkan kembali hati yang sudah berkarat , memotivasi ibadah yang sudah melemah dll.
Dan kematian itulah yang kita selalu ingin lari darinya.Maka hanyalah orang-orang  beriman sajalah yang teringat kepadanya.

Sementara orang yang terlena dengan kenikmatan dunia , terlena gemerlapnya harta, dan menjadi budak syahwat ,maka hatinya lalai untuk mengingat kematian. Sementara banyak orang yang kita ingatkan, bahwa kematian itu pasti datang ,tetapi dia sangat membencinya dan ingin lari darinya.Dan mengharapkan kehidupan seribu tahun lagi. Allah ta'ala berfirman :

وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ

عَلَىٰ حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ

أَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ

أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ

مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُ

بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ

Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.( al Baqarah:96).

Banyak orang mengharapkan diberi hidup yang panjang. Kemudian pertanyaannya apakah diberi umur atau kehidupan yang panjang itu dapat menjamin diri terbebas dari dosa.Setelah diberi umur panjang hingga seribu tahun lagi apakah menjamin bahwa dirinya akan lebih baik dan terbebas dari perbuatan kemungkaran , kemaksiatan ..? tentu tidak ada jaminan dalam perkara ini.
Rasulullah sholallahu alayhi wasalam bersabda :

 أَكثِرُ مِنْ ذِكرِ هَذِمِ اللَّذَاتِ المَوتُ

 Dari sahabat abu Hurairah beliau berkata bahwa Rasulullah bersabda " Perbanyaklah kalian dari mengingat penghancur kelezatan,yaitu Kematian " ( shohih. imam Tirmidzi ,imam Nasaai ,imam ibnu Majjah, imam al Baghawi dan di shohihkan oleh al imam al Albani ).

Saudaraku-saudariku semoga dirahmati Allah
Semua jiwa itu pasti akan mati hanya menunggu giliran saja kapan waktunya,bisa cepat bisa diulur.

Naah..bagi siapapun orang yang masih hidup,bisa jadi diulur waktunya oleh Allah ini agar lebih bisa berubah untuk lebih baik dalam beramal sholih dan bertaubat kepada Allah swt.

inilah kenapa kita harus selalu beramal sholih dalam kehidupan di dunia ini yaitu agar mendapatkan kemudahan kelak di Yaumil Akhir. Dan kematian itu pasti akan datang kepada kita juga tidak bisa kita lari dari datangnya kematian walaupun harus bersembunyi di dalam benteng yang kokoh sekalipun. Allah yang maha tinggi berfirman :

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ

وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَة

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,..
( al Nisaa :78).

Demikian itu agar setiap hamba selalu siap menghadapi kematian. karena kematian adalah perkara yang dasyat,kematian adalah musibah paling besar bagi manusia untuk mempertanggungkan setiap perbuatan dihadapan Allah swt.

Dan kematian itu datangnya kapan saja tanpa diduga dan tidak ada yang tahu baik dari golongan Jin atau manusia.
Bisa jadi musibah itu datang saat kita berada di rumah atau ketika kita dalam perjalanan. sebagaimana Allah yang Maha Rahman bersabda :

 إِنْ أَنْتُمْ ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ

فَأَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةُ الْمَوْتِ


jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian... ( al Maidah : 106).
Allahu 'alam...

Silahkan disebarkan sehingga bermanfaat bagi saudara kita yang lain

مَنْ دَلَّ علي خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِه

" Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan.  Maka baginya mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukan " ( Hr.Muslim : 3509 ).

Sabar menghadapi ujian

بسم الله ، الحمد لله وحده، و الصلاة و السلام على رسول  الله من لا نبي بعده

Segala kenikmatan dan kesempitan yang Allah berikan hanyalah sebagai cobaan semata, bukan sebagai penghormatan atau penghinaan.
Dengan cobaan itu, akan tampak orang yang bersyukur dengan orang yang bersabar, atau kebalikannya.
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Allah Ta’ala berfirman,

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ

“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanku’”.

وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ

“Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, ‘Tuhanku menghinakanku'”.
كَلَّا
“Sekali-kali tidak (demikian)” (Al-Fajr:15-17).

Maksudnya bahwa hakikat persoalannya tidaklah sebagaimana yang diperkirakan oleh manusia.

Sesungguhnya barangsiapa yang bersabar dengan sedikitnya rezeki di dunia dan bersabar atas keterluputan mendapatkan rezeki yang banyak di dunia, maka Allah akan menggantinya dengan kenikmatan yang sangat besar di Surga dan ia akan melupakan musibah yang dirasakannya sewaktu di dunia.
Bahkan satu kali celupan saja di Surga, akan menyebabkan sirnanya seluruh lelah-letih dan derita sewaktu di dunia, meski ia adalah orang yang paling menderita sewaktu di dunia.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطَُّلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ

“Kemudian didatangkan orang yang paling sengsara hidupnya di dunia dari penduduk  Surga, lalu ia dicelupkan satu kali celupan ke dalam Surga. Kemudian ditanya, ‘Wahai keturunan Adam, apakah engkau pernah melihat penderitaan sebelumnya sedikit saja? Apakah angkau pernah merasakan kesengsaraan sedikit saja?’ Orang itu berkata, ‘Tidak demi Allah, wahai Tuhanku, aku tidak pernah melihat penderitaan dan tidak merasakan kesengsaraan sama sekali sebelumnya’”. (HR. Muslim).

Sebuah bentuk kesabaran atas hamba-hamba-Nya yang mau bersabar menghadapi segala cobaan yang diberikan kepada mereka .
tidak pernah mengeluh apalagi merasakan pahitnya kehidupan di dunia , hanya bersyukur yang selalu dipanjatkan kepada Allah SWT.
maka Allah SWT menggantinya dengan membalasnya yang lebih baik di Syorga .
sebuah pahala yang pantas diterimanya . Allahu a'lam.....

من دل على خير فله مثل أجرى فاعله

" Barangsiapa yang menunjukkan kebaikan,maka baginya mendapat kan pahala yang sama sebagai mana orang yang melakukan "
      ( Hr.Muslim : 3509 ).

Semoga bermanfaat.